Bertahap Untuk Berjuang Di Jalan Allah Dalam Berdakwa
- account_circle AdminPedia
- calendar_month Kamis, 28 Nov 2024
- visibility 340
- comment 0 komentar

Nama : Aldi Saputra
Nim : 42204021
Prodi : Hukum Ekonomi Syariah
Sebagian kecil saudara-saudara yang kita ketahui pada zaman sekarang “Kalau masih begini-begini saja rasanya ingin keluar dari jalan perjuangan dakwah. Masih sangat panjang jalan yang harus ditapaki, sementara di ufuk sana belum terlihat secercah cahaya kemenangan akan tiba. Rasa lelah mulai terasa, ingin berhenti saja biarlah orang-orang kuat yang tersisa dan akan terus berjalan melanjutkan perjuangan.”
Terkadang kalimat di atas muncul atau terlintas di benak sebagian pengemban dakwah. Walhasil ada yang rela memutuskan untuk berhenti dan keluar dari barisan perjuangan. Namun, sebagian besar tetap bertahan karena prinsip dan keyakinan bahwa perjuangan di jalan dakwah memang benar adanya.
Bukan dakwah namanya jika tidak dirasa ada efeknya, membutuhkan kesiapan pengorbanan. Sebab dakwah bukan hanya sekedar berkata-kata, namun mengandung makna seruan. Seruan mengajak pada kebaikan dan meninggalkan kemungkaran.
Itulah hakikat dakwah yang sesungguhnya, perintah Allah subhanahu wa ta’ala kepada umat Rasulullah shalallahu alaihi wassalam yang diciptakan sebagai umat terbaik di kalangan umat manusia.
Kamu (umat Islam) adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, mengajarkan kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.” (QS.Ali-Imran : 110)
Bukan dakwah namanya jika tidak terjadi pro dan kontra, bahkan penolakan atau berbagai hambatan. Sebab dakwah di tengah heterogennya masyarakat pastilah akan ada berbagai kendala. Ujian dalam dakwah adalah sebuah keniscayaan.
Butuh waktu mengorbankan waktu, pikiran, tenaga, harta bahkan perasaan lelah. Hakikat alaminya dakwah, dijalani oleh Rasulullah shalallahu alaihi wassalam, para sahabat dan penerus risalah setelah mereka. Terlebih lagi saat ini, di tengah pusaran arus budaya Barat. Perjuangan dakwah sangat terasa, serangan yang menghambat setiap perbaikan selalu ada.
Serangan dari musuh-musuh Islam ataupun penolakan dari kalangan umat Islam yang pemahamannya sudah terdistorsi oleh pemikiran Barat. Arus deras pemikiran-pemikiran yang mendiskreditkan Islam menjadi alat penjajahan, membelenggu gerak umat untuk kembali bangkit.
Beratnya perjuangan dakwah semakin dirasa. Perjalanan dakwah bukan hal yang sederhana, jauh, panjang dan berliku. Kadang-kadang ditaburi onak dan duri, kerikil-kerikil tajam dan godaan. Lelah tentunya, namun akankah hilang lelah cukup dengan mundur dan menepi dari jalan Dakwah Bukankah dakwah itu adalah jalan kenikmatan yang ditempuh para nabi dan rasul kalaulah bukan untuk mendapatkan sesuatu yang seimbang yang tak tergantikan dengan kenikmatan dunia ini untuk apa orang-orang terdahulu rela berkorban jiwa dan raga demi dakwah?
Rasulullah shalallahu alaihi wassalam sudah memberi teladan sekaligus teladan bagi umatnya. “Sebenarnya tidak ada istirahat setelah hari ini.” Itulah kalimat yang diucapkan oleh Rasul saw. kepada Ibunda Khadijah ketika pertama kali menerima wahyu dari Allah, menyebarkan Islam, membantu agama Allah
- Penulis: AdminPedia
