Mimpi Adalah Kunci Dalam Kehidupan
- account_circle AdminPedia
- calendar_month Rabu, 17 Sep 2025
- visibility 172
- comment 0 komentar

Oleh: Guna Reksoko
Program Studi : Akuntasi Syari’ah
Instansi : IAI SEBI
Setiap orang punya mimpi. Ada yang besar banget, ada juga yang sederhana tapi tetap berarti. Mimpi itu kayak bahan bakar yang bikin kita mau jalan terus, meski kadang capek. Tanpa mimpi, hidup bisa berasa hambar, rutinitas doang tanpa arah. Bangun, sekolah atau kerja, pulang, tidur, ulang lagi. Tapi kalau kita punya mimpi, semua kegiatan sehari-hari punya makna yang lebih.
Coba bayangin anak sekolah yang tiap malam harus begadang buat belajar. Kalau dia nggak punya tujuan, belajar bisa jadi beban. Tapi kalau dia punya mimpi, misalnya pengin jadi guru, dokter, atau yang lainnya, kata belajar berubah jadi sesuatu yang penting. Belajar bukan lagi kewajiban, tapi langkah kecil buat mendekati mimpinya.
Hal yang sama juga berlaku buat orang yang bekerja. Kadang kerjaan itu bikin stres, banyak tugas, target numpuk, dimarahin atasan. Tapi kalau kita ingat mimpi, misalnya pengin bangun rumah buat keluarga, atau pengin usaha sendiri nanti, kata kerja jadi punya arti. Capek memang, tapi ada harapan di balik capek itu.
Mimpi juga bisa bikin kata-kata lain terasa beda. Kata sabar, misalnya. Waktu mimpi kita belum tercapai, sabar itu jadi teman. Kata usaha jadi penyemangat. Kata gagal jadi pelajaran, bukan akhir. Bahkan kata doa pun terasa lebih dalam, karena kita titipin mimpi itu ke Tuhan. Jadi, bisa dibilang mimpi itu bukan cuma kunci, tapi juga yang bikin kata-kata sehari-hari menjadi penyemangat untuk kita.
Kalau dipikir-pikir, banyak orang sukses lahir dari mimpi sederhana. Ada yang dulu bercita-cita keluar dari kemiskinan, lalu berusaha keras sampai jadi pengusaha. Ada juga yang dulu cuma suka menulis di buku harian, tapi mimpinya bikin dia jadi penulis terkenal. Dari mereka kita belajar, mimpi itu memang kunci, tapi kunci harus dipakai. Kalau cuma digenggam tanpa usaha, pintu nggak akan kebuka.
Masalahnya, kadang kita suka takut bermimpi. Kita mikir, ah mimpi terlalu tinggi, nanti malah kecewa. Padahal, justru dengan mimpi kita punya arah. Mau tinggi atau rendah, mimpi tetap penting. Yang bikin kecewa bukan mimpinya, tapi kalau kita berhenti berusaha. Karena mimpi itu bukan sekadar tujuan akhir, tapi juga perjalanan yang kita jalani tiap hari.
Jadi, yuk berani bermimpi. Biarkan mimpi itu hadir dalam kata-kata sehari-hari kita. Biar kata belajar nggak lagi membosankan, kata kerja nggak lagi terasa sia-sia, dan kata lelah bisa berubah jadi kata bangga. Ingat, mimpi adalah kunci. Kita yang pegang, kita yang tentuin mau dipakai atau disimpan. Kalau berani pakai, pintu masa depan pasti terbuka.
- Penulis: AdminPedia
