Menguji Pandangan, Ide dan Gagasan
- account_circle DR Abdurrahim
- calendar_month Kamis, 23 Okt 2025
- visibility 158
- comment 0 komentar

Setiap pandangan, baik terkait dengan keagamaan atau yang lain, akan berhadapan dengan tiga ujian:
- Pertama : Ujian Landasan
- Kedua : Ujian Pemahaman
- Ketiga : Ujian Lapangan
Pada ujian landasan, suatu pandangan, ide atau gagasan akan berhadapan dengan tantangan : sejauh mana kekuatan argumentasi yang menjadi dasar pandangan, ide atau gagasan tersebut.
Dalam dinamika fikih, misalnya, pandangan fikih suatu persoalan akan diuji keselarasan pandangan dengan dalil atau landasan primer dan sekunder.
Pada ujian pemahaman, suatu pandangan, ide dan gagasan akan berhadapan dengan pandangan pihak lain. Benturan antar pandangan, ide dan gagasan adalah keniscayaan untuk sampai kepada kualitas pemahaman terbaik.
Pada ujian Lapangan, suatu pandangan, ide dan gagasan akan berhadapan dengan realitas yang dinamis; sejauh mana relevansi pandangan tersebut dengan kebutuhan real manusia.
Pandangan, ide dan gagasan keagamaan yang tidak mampu menjawab realitas akan ditinggalkan. Sedangkan pandangan, ide dan gagasan yang mampu memberikan solusi dan memiliki relevansi terhadap realitas akan menemukan tanah yang subur sebagai media tumbuhnya pandangan, ide dan gagasan untuk terus hidup.
Dinamika
Dalam dinamika perbedaan pandangan madzhab fikih, misalnya, seringkali kita nyaman berdebat dan bergulat pada level yang kedua. Bahkan, tidak sedikit yang merasa puas dengan memenangkan perdebatan di level dialektika sekan-akan berhasil menaklukkan musuh bebuyutan. Padahal, tantangan belum selesai.
Ujian di alam realitas sangat kompleks. Ada banyak faktor yang mempengaruhi. Tidak jarang, suatu pandangan fikih, misalnya, menjadi arus utama di suatu masa, menjadi kehilangan relevansi karena perubahan situasi dan kondisi.
Tidak jarang pula, suatu pandangan di anggap lemah di level kedua, tapi justru menemukan relevansinya di level ketiga.
Dalam sejarah ulama muslim, tidak jarang kita menemukan diantara ulama tidak mendapatkan tempat di suatu masa karena pandangannya dianggap tidak populer. Akan tetapi, di lain masa, ulama tersebut mendapatkan tempat istimewa karena pandangannya mampu menjawab realitas yang berkembang.
Pada akhirnya, di ujian realitas, buih akan hilang dan sirna. Sedangkan yang memberikan manfaat akan hidup dan terus tumbuh.
- Penulis: DR Abdurrahim
